Jember Hari Ini – Pascakonflik sosial dan kasus pembakaran di Padukuhan Patungrejo Dusun Baban Timur Desa Mulyorejo Kecamatan Silo, sejumlah guru sekolah dasar di Padukuhan Patungrejo masih trauma. Hingga saat ini mereka belum mengajar karena masih takut berangkat ke sekolah. Apalagi rumah mereka juga dibakar sehingga buku-buku, bahan ajar, dan laptop milik mereka juga rusak.
Menurut Ketua Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS) Kecamatan Silo, Sutikno, di sekitar wilayah konflik sosial di Padukuhan Patungrejo, Dinas Pendidikan membuka kelas jauh untuk putra-putri petani kopi. Sekolah jauh tersebut bergabung dengan SDN Mulyorejo 2 yang berada di Padukuhan Bedengan Dusun Baban Timur. Saat peristiwa konflik sosial 3 Juli hingga 5 Agustus 2022 lalu, rumah ibu guru yang berdekatan dengan sekolah juga dibakar kelompok massa. Akibatnya, sarana dan prasarana pendidikan seperti buku dan laptop yang biasa digunakan untuk Kegiatan Belajar Mengajar juga terbakar. Menurut Sutikono, ada 3 guru yang mengakar di kelas jauh tersebut dengan jumlah siswa 32 orang. Kondisi Sekolah Dasar tersebut saat ini sangat memprihatinkan karena tidak miliki sarana-prasarana pendidikan seperti meja, kursi, dan buku. Apalagi jarak kelas jauh dengan sekolah induk membutuhkan waktu tempuh selama 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan khusus. Kegiatan Belajar Mengajar belum dilaksanakan sepenuhnya karena pascakejadian, dua guru di sekolah tersebut masih trauma.
Sutikno berharap, Pemkab Jember bisa memberikan perhatian kepada sekolah dasar kelas jauh tersebut. Sebab, selain sekolah tidak memiliki sarana-prasarana pendidikan yang memadai, guru masih belum mendapatkan honor yang layak.
Sementara, PLT Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jember, Suko Winarno, hingga Jumat sore belum berhasil dikonfirmasi. (Hafid)