Jember Hari Ini – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang menyebut hingga Senin (05/12/2022), ribuan warga yang terdampak erupsi Gunung Semeru masih trauma dan segera mengungsi di 21 titik. Kendati demikian, belum ada laporan apakah ada warga terdampak yang mengungsi di kawasan Kabupaten Jember.
Kepala Bidang Pencegahan BPBD Lumajang, Wawan Hadi Siswoyo, kepada Prosalina mengatakan, sebagian warga sebenarnya sudah tinggal di hunian tetap (huntap) yang dibangun pemerintah daerah dan pusat. Meski kawasan huntap yang ada di Desa Sumbermujur Kecamatan Candipuro sudah zona hijau atau aman, warga masih takut dan akhirnya ikut mengungsi.
Sebanyak 21 titik pengungsian berada di kawasan lapangan dan kantor desa di Kecamatan Candipuro, Tempeh, dan Pasirian. Sementara sejumlah wilayah zona merah seperti Curah Kobokan, Kajar Kuning, dan lainnya sudah steril dari aktivitas manusia.
Memasuki hari kedua, aktivitas Gunung Semeru masih terpantau landai, namun harus terus waspada bila sewaktu waktu kembali terjadi erupsi besar. Apalagi, kata Wawan, di musim penghujan saat ini, bila kawasan hulu yang terdampak erupsi terkena hujan deras, maka berpotensi terjadi lahar dingin. Hingga saat ini belum ada laporan korban jiwa dalam bencana alam ini. Namun sejumlah korban luka telah dirawat di puskesmas terdekat.
Pemkab Lumajang sendiri telah menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 hari kedepan. Erupsi Gunung Semeru pada 4 Desember telah menaikkan status siaga level 3 menjadi awas level 4. Hingga Senin pukul 6 pagi, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana geologi (PVMBG) menyebut gunung semeru masih mengeluarkan letusan hingga 4 kali letusan asap tinggi 500-700 meter.
Gunung Semeru juga sempat mengeluarkan lava dengan jarak luncur 300 meter ke arah Besuk Kobokan. Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan sejauh 17 km dari puncak. (Ulil)