Jember Hari Ini – Hujan terus mengguyur kawasan Kabupaten Jember. Sungai Dinoyo jadi salah satu pusat pantauan relawan bencana karena memiliki potensi tinggi meluap ke pemukiman. Apalagi, Sungai Dinoyo yang membelah kawasan Kecamatan Panti dan Rambipuji tersebut telah mengalami penyempitan dan pendangkalan besar sejak peristiwa banjir bandang pada 2006. Kini, kondisi Sungai Dinoyo semakin sempit dan dangkal seiring minimnya tegakan pohon di hulu dan belum adanya normalisasi atau pengerukan sedimentasi sungai.
Sekretaris Destana Rambipuji Bayu Arieanto, mengatakan, dari kesaksiannya, Sungai Dinoyo dulunya memiliki dua aliran dalam satu sungai. Namun, setelah banjir bandang di panti tahun 2006, Sungai Dinoyo mengalami pendangkalan dan terus bertambah hingga saat ini.
Bayu menjelaskan, sebelum banjir bandang, kedalaman Sungai Dinoyo bisa mencapai 10 meter. Kini, permukaan sungai nyaris setara dengan tanah pemukiman penduduk. Selain minimnya pohon di hulu, penyebab lainnya karena banyak warga yang membuat rumah di bantaran sungai. Tidak hanya itu, banyak warga yang membuka lahan pertanian di kawasan sungai sehingga menyebabkan penyempitan.
Di kawasan Rambipuji sendiri, kata Bayu, terdapat 4 titik pemukiman yang berada di bantaran sungai. Bila sungai meluap, dipastikan akan membanjiri pemukiman. Kini, Destana Rambipuji dan Panti aktif melakukan penanaman pohon di hulu yang kritis. Tidak hanya itu, mereka aktif menjadi pemantau debit sungai di 4 titik hulu. Butuh kerjasama termasuk dari pemerintah untuk melakukan normalisasi Sungai Dinoyo. (Ulil)