Jember Hari Ini – Komisi D DPRD Jember mempertanyakan input data Open Defecation Free (ODF) atau stop buang air besar sembarangan yang menempatkan Jember di nomor buncit se-Jawa Timur. Apalagi, Jember kalah dengan Madura dan kabupaten tetangga.
Ketua Komisi D DPRD Jember, Muhammad Hafidzi Kholis, mengaku bingung dengan tingginya membangun sarana sanitasi di Kabupaten Jember yang masih menempati ODF terendah. Dia mempertanyakan siapa yang mendata, apakah dilakukan tim atau perseorangan.
Jika pendataan itu hanya dilakukan oleh pihak puskesmas, maka yang perlu dipertanyakan kevalidan datanya. Sebab, denganĀ jumlah SDM yang ada puskesmas serta luasnya wilayah, pihak puskesmas tidak akan mampu mendata masyarakat yang ODF. Dia khawatir, pendataan tidak dilakukan secara professional sehingga menghasilkan data yang tidak valid.
Dia menegaskan bukan tidak terima Kabupaten Jember dinyatakan terendah, sebab Jember sudah berupaya keras untuk meningkatkan derajat layanan kesehatan dan sanitasi di masyarakat. Karena itu, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil mitra kerjanya, yakni Dinas Kesehatan dan Dinas Sosial untuk memperjelas pola pendataan untuk selanjutnya mencari solusi bersama.
Sebelumnya, tim dari Dinas Kesehatan Jawa Timur merilis perilaku warga Jember buang air besar sembarangan masih tertinggi di Jawa Timur. Sesuai data Dinkes Provinsi Jawa Timur, capaian desa/kelurahan ODF di Kabupaten Jember baru 24,2 persen. (Hafid)