Jember Hari Ini – Dalam satu dekade terakhir, cakupan kepesertaan BPJS Kesehatan secara nasional sudah tercapai 92 persen. Sebanyak 248 juta penduduk Indonesia sudah menjadi anggota BPJS Kesehatan. Demikian diungkapkan Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti, dalam acara “Diskusi Publik Outlook 2023, Menuju 10 Tahun Program JKN” yang digelar secara daring, Senin (30/01/2023).
Ghufron menjelaskan, sepanjang hampir 10 tahun berjalan, kehadiran BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program JKN telah merevolusi sistem layanan kesehatan Indonesia. Tidak hanya menyatukan berbagai skema asuransi jaminan kesehatan sosial di Indonesia yang sebelumnya terkotak-kotak, BPJS Kesehatan juga menciptakan ekosistem JKN yang kuat dan saling bergantung satu sama lain dalam mewujudkan Universal Health Coverage (UHC) bagi penduduk Indonesia. Hampir satu dekade, program JKN telah berkembang menjadi program strategis yang memiliki kontribusi besar dan mampu membuka akses layanan kesehatan bagi masyarakat.
Ghufron memaparkan, kepesertaan JKN melonjak pesat dari 133,4 juta jiwa pada tahun 2014 menjadi 248,7 juta jiwa pada 2022. Artinya, saat ini lebih dari 90% penduduk Indonesia telah terjamin program JKN.
Lebih jauh Ghufron menjelaskan, khusus untuk peserta JKN dari segmen non Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang mencakup Pekerja Penerima Upah (PPU), Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU), dan bukan pekerja, pada tahun 2014 berjumlah 38,2 juta jiwa. Tahun 2022, angka tersebut naik tajam menjadi 96,9 juta jiwa. Dalam kurun waktu hampir 10 tahun, penerimaan iuran JKN juga mengalami peningkatan menjadi lebih dari Rp100 triliun. Dari tahun 2014 sebesar Rp40,7 triliun menjadi Rp144 triliun pada tahun 2022.
Ghufron mengungkapkan, di masa-masa awal beroperasi, BPJS Kesehatan sempat mengalami defisit. Berbagai upaya dilakukan hingga Dana Jaminan Sosial (DJS) kesehatan yang dikelola BPJS Kesehatan berangsur membaik, bahkan kini dalam kondisi amat sehat. (Hafid)