Jember Hari Ini – Kabupaten Jember sedikitnya memiliki 600-700 pondok pesantren. Dari jumlah tersebut, beberapa sering menjadi jujugan para tokoh politik, caleg, calon kepala daerah hingga capres.
Sementara itu, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Jember secara tegas menyampaikan aktivitas kampanye di dalam pondok pesantren dilarang. Namun, kunjungan elit politik di pondok pesantren untuk silaturahmi, bukanlah pelanggaran dalam proses pesta demokrasi.
Seperti diketahui, akhir pekan kemarin, dua bacapres anies baswedan dan ganjar pranowo telah berkunjung ke jember. Keduanya sama sama mengunjungi pondok pesantren. Salah satunya, anies baswedan ke ponpes al ghofilin, yang diasuh kh baiquni purnomo.
Menanggapi hal tersebut, KH. Baiquni Purnomo menegaskan bahwa politik adalah konstitusi setiap warga negara, termasuk kyai dan santri. Kendati demikian, pihaknya menegaskan di lingkungan pendidikan pondok pesantren dilarang untuk berkampanye. Pondok pesantrennya sendiri sudah sering menerima kunjungan berbagai calon pemimpin, siapapun, tidak tebang pilih.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya selalu memberikan masukan terbaik. Salah satunya agar jangan sampai menggunakan politik identitas, seperti memakai isu ras dan agama karena bisa memecah belah bangsa.
Menurutnya, pondok pesantren harus mengambil peran untuk menyampaikan edukasi agar menjadi pemimpin yang berkualitas di negeri ini.
Gus Baiquni bahkan mendorong ponpes di Jember agar aktif untuk ikut berpolitik, turut peduli terhadap kualitas calon pemimpin. Namun dalam arti bukan untuk menguasai kekuasaan, tapi dalam arah menyeimbangkan. (Ulil)