Jember Hari Ini – Proses keberangkatan Jemaah Calon Haji (JCH) kloter 55, 56 dan 57 akhirnya berangkat dari Pendopo Wahyawibawagraha Jember menuju Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa dini hari (13/06/2023).
Sebelum berkumpul di Pendopo, terdapat 9 titik keberangkatan JCH di Jember. Titik keberangkatan JCH di KBIHU Al Multazam menjadi salah satu yang terbanyak, mencapai 255 orang. Sejak maghrib, kemacetan sudah mulai dirasakan.
Kemacetan terjadi sekitar satu kilometer dari titik kumpul JCH. Semua kendaraan baik dari masyarakat, keluarga pengantar, maupun angkutan logistik terjebak macet di satu jalur. Semua ingin meringsek masuk dari arah barat dan timur.
Warga sekaligus keluarga dari Ponpes Madinatul Ulum, Ali Maksum, mengatakan, kemacetan memang selalu terjadi setiap tahun. Namun, kali ini jadi yang paling parah karena jumlah Jemaah Calon Haji cukup banyak.
Ali menyayangkan adanya sejumlah rombongan yang membawa tumpukan sound system dengan memutar musik kencang. Suasana kemacetan ditambah suara sound system membuat kondisi semakin panas. Sejumlah jemaah terpaksa meringsek masuk membelah kemacetan dengan dibonceng naik motor.
Rombongan paling terakhir datang yakni rombongan dari Kecamatan Sukowono dan Kecamatan Silo sekitar pukul 22.30 WIB. Rombongan ini terjebak di kawasan kota Jember hingga akhirnya banting setir ke arah Tempurejo.
Sesampai di Tempurejo, sekitar 1 kilo hingga 800 meter sebelum sampai di Pondok Pesantren Madinatul Ulum, rombongan ini akhirnya harus menemui kemacetan lagi.
Sepanjang jalan Tempurejo dekat titik keberangkatan merupakan area persawahan. Kendaraan yang terjebak macet tidak bisa parkir menepi. Ditambah sejumlah rombongan keluarga yang terjebak macet justru menggelar tikar di atas aspal untuk menikmati makan bersama.
Ali berharap, sebagai pelajaran, petugas harus mengurai kendaraan yang bukan rombongan Jemaah Calon Haji. Dari arah barat bisa diarahkan di jalur alternatif Wonojati. Sementara dari timur diurai di Curahrejo. Ia berharap rombongan sound system seharusnya juga dilarang agar tidak menggangu kepadatan jalan. (Ulil)