Jember Hari Ini – Universitas Jember kembali mengukuhkan 2 orang profesor, salah satunya adalah Prof. Dr. Sumani, SE., M.Si., CRA. Pria yang berasal dari Desa Prigi Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek ini saat kecil dikenal sebagai penggembala kambing.
Bahkan, sewaktu kecil saat tinggal di desanya, Sumani tidak pernah membayangkan bisa menjadi dosen apalagi jadi guru besar. Kisah dirinya menjadi penggembala kambing ia sampaikan usai pidato pengukuhan guru besarnya pada Rabu (23/08/2023).
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) ini semasa kecil sudah terbiasa hidup dalam kesederhanaan. Kedua orang tuanya, pasangan almarhum Musadi dan Saimah melatih Sumani dalam mengatasi ekonomi.
Dengan kondisi ekonomi yang pas-pasan, ia ditugaskan untuk menggembala kambing milik orang tuanya. Bekerja membantu bercocok tanam ke sawah atau kebun juga jadi kesehariannya. Walaupun sang bapak adalah guru SD, namun kondisi ekonomi keluarganya tidaklah berkecukupan.
Karena itu, ia harus berterima kasih kepada almarhum kedua orang tuanya yang gigih memperjuangkan pendidikan hingga kuliah meski harus menjual tanah sawahnya.
Awalnya, lanjut Sumani, ia bercita-cita menjadi dokter. Sayangnya tidak lolos seleksi di sebuah PTN di Malang. Pada akhirnya ia harus mengubah cita-citanya dan mendaftar di Universitas Widyagama Malang di jurusan manajemen.
Ia kemudian diterima dan lulus. Usai kuliah, Sumani memilih bekerja di sebuah perusahaan di wilayah Pasuruan selama setahun. Dia kemudian beralih profesi menjadi dosen di almamaternya, Universitas Widyagama Malang.
Karena tuntutan profesi itu, ia kemudian melanjutkan studinya ke jenjang S-2 dan S-3 di Universitas Airlangga Surabaya. Lewat pendidikan lanjut itulah yang mengantarkan dirinya menjadi dosen FEB Universitas Jember tahun 2005.
Setelah 19 tahun mengarungi karirnya di Universitas Jember, Sumani bisa meraih gelar profesor. Capaian ini ia raih usai melakukan riset yang fakus pada keuangan hijau.
Sumani menambahkan, meski gelar akademik tertinggi telah tercapai, kadang hingga kini masih belum percaya, bocah angon wedhus semasa kecil bisa menjadi profesor. (Hafit)