Jember Hari Ini – Pemerintah menargetkan penurunan stunting nasional sebesar 14 persen di tahun 2024. Upaya tersebut dilakukan mulai dari penyelesaian hingga pencegahan.
Ahli Utama Penyuluh KB BKKBN RI, dokter Dwi Listyawardani, mengatakan, sebenarnya intervensi pada usia 1.000 hari pertama kehidupan harus diperluas. Artinya, pada masa pasangan sebelum menikah atau saat menjadi calon pengantin juga harus diedukasi.
Dwi menjelaskan persoalan terjadinya bayi stunting banyak, namun ada 40 persen calon pengantin masih mengalami anemia serta kekurangan energi kronik.
Menurutnya, setiap tahun jumlah pasangan menikah berkisar 2,5 juta hingga 3 juta. Jumlah inilah yang harus dikawal pemerintah untuk melahirkan generasi emas di tahun 2045.
Selain itu, perlu ada perbaikan perilaku ibu yang sadar memberikan Air Susu Ibu (ASI) pada anaknya. Sebab, baru 50 persen ibu-ibu yang mau memberikan susu ekslusif selama 6 bulan. Jadi, tidak hanya dipengaruhi oleh tidak lancarnya asi saja, tapi lebih pada perilaku.
Dia juga mengimbau agar bidan yang mendampingi sejak awal kehamilan mau memberikan edukasi pentingnya pemberian ASI eksklusif. Dengan demikian, ibu yang melahirkan memiliki motivasi kuat untuk menyusui anaknya. (Hafit)