Jember Hari Ini – Sejumlah Ketua RW di Kelurahan Sumbersari menyampaikan protes dengan memasang banner di sejumlah titik berisi penolakan penerapan Sistem Satu Arah (SSA) di kawasan kampus Universitas Jember. Protes ini sudah mulai disampaikan warga sejak SSA 24 jam diterapkan pemerintah, Sabtu (28/10/2023).
Ketua RW 36 Lingkungan Tegalboto Kidul, Sumbersari, Abdul Kadar, pada Senin (30/10/2023) mengatakan, penolakan tersebut juga sudah disampaikan para Ketua RW lain di Jalan Jawa, Kalimantan, Mastrip dan Riau.
Dari Pantauan Prosalina, banner bertuliskan penolakan SSA memang terpasang di 4 ruas jalan tersebut. Para Ketua RW yang tergabung dalam Komunitas RW se-Kelurahan Sumbersari ini menyampaikan sejumlah keluhan.
Pertama, warga menilai bahwa SSA membuat mereka harus menempuh jarak yang lebih panjang sehingga konsumsi BBM dan waktu yang dibutuhkan lebih banyak. Keluhan serupa, katanya, juga disampaikan sejumlah mahasiswa yang tinggal di kawasan Jalan Jawa.
Alasan kedua, sejumlah warga yang tinggal di kawasan Jalan Nias, Halmahera, dan Bangka juga menutup akses untuk masyarakat umum pada jam tertentu, khususnya ketika malam hari. Akibatnya, masyarakat umum tidak memiliki jalur alternatif untuk memangkas jarak SSA.
Lebih lanjut, Abdul Kadar juga sedang mengajukan hearing di DPRD Jember pada hari ini, Senin (30/10/2023). Hearing tersebut mereka sampaikan sebagai bentuk protes penolakan SSA.
Menurutnya, SSA harus jadi cara terakhir ketika kemacetan di jalan kawasan kampus susah terurai. Dia menyebut, penataan parkir di bahu jalan sudah cukup mengurai kepadatan arus lalu lintas.
Sementara itu, Prosalina sudah berupaya mengonfirmasi Kepala Dinas Perhubungan Jember, Agus Wijaya. Namun hingga sore ini Agus belum memberikan respons terkait protes warga tentang SSA tersebut. (Ulil)