
Jember Hari Ini – Komisi B DPRD Jember menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama sejumlah pihak terkait membahas fenomena kenaikan harga beras setiap bulan ramadan, Senin (18/03/2024). Dalam kesempatan tersebut, Komisi B mengundang sejumlah pihak Disperindag, Bulog, dan Dinas TPHP.
Ketua Komisi B DPRD Jember, Siswono, mengatakan, kenaikan harga beras tidak lepas dari persoalan di tingkat hulu. Mulai dari ketersediaan pupuk, akses petani kepada bibit berkualitas hingga lahan pertanian yang semakin.
Apalagi, kata Siswono, hingga saat ini, Jember juga belum menuntaskan Perda RTRW. Akibatnya, lahan pertanian berpotensi terus terancam dengan proyek proyek perumahan.
Lebih lanjut, Komisi B DPRD Jember masih terus mencari tahu kenapa harga beras dan kebutuhan pokok lain selalu mengalami peningkatan di bulan ramadan. Hasil sementara, pihaknya mengacu berdasarkan keterangan Bulog bahwa stok beras yang menipis membuat harga di tingkat pasar melonjak.
Sementara itu, Kepala Kantor Bulog Jember, Muhammad Ade Saputra, mengatakan, memasuki panen raya saat ini pihaknya sudah mulai melakukan serapan padi dari petani sejumlah 270 ton per hari ini. Padi tersebut masih diproyeksikan untuk beras premium dengan harga pembelian ke petani Rp7.000-Rp7.600.
Kendati demikian, pihaknya belum mendapatkan keputusan target berapa kuota serapan Bulog Jember untuk padi kelas medium. Stok beras di Jember saat ini sendiri sudah mencapai 3.900 ton. Jumlah tersebut terus bertambah dari beras impor dengan total 8.000 ton per bulan ini. (Ulil)