
Jember Hari Ini – Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jember merespons data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut serapan tenaga kerja lulusan Perguruan Tinggi di Jember tahun 2023 masih rendah, atau hanya 6,45 persen.
Kepala Disnaker Jember, Suprihandoko, mengatakan, kondisi tersebut, menurutnya harus menjadi perhatian bersama dan koreksi, kompetensi apa yang harus diberikan lembaga pendidikan agar para lulusan perguruan tinggi lebih memiliki kompetensi yang dibutuhkan perusahaan.
Pihaknya juga sempat mendapat keluhan dari investor di akhir tahun 2023 lalu tentang sulitnya mencari sdm di bidang akuntansi. Menurut pihak investor, dari 1.000 orang yang melamar ke perusahaannya, tidak ada satupun yang memenuhi standar kebutuhan.
Disnaker Jember kemudian meminta agar pihak perusahaan menggelar pelatihan agar bisa mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan standarnya.
Berdasarkan data BPS, sebanyak 53,70 persen pekerja di Jember banyak yang bekerja di sektor informal seperti pertanian, perdagangan, dan transportasi. Sektor informal tersebut tidak membutuhkan kualifikasi-keterampilan yang tinggi, tetapi hanya membutuhkan tenaga fisik yang besar.
Kemudian serapan tenaga kerja yang berpendidikan SMP di Jember sebesar 16,32 persen, berpendidikan SMA sebesar 14,53 persen, SMK 9 persen, dan Perguruan Tinggi hanya 6,45 persen.
Untuk itu, kondisi pekerjaan yang membutuhkan tingkat pendidikan tinggi di Jember cenderung lebih sedikit, bersifat spesifik, lebih terbatas dan persaingannya lebih ketat.
Atas kondisi tersebut, BPS menyebut banyak calon pekerja yang berpendidikan tinggi bermigrasi ke wilayah lain untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kualifikasi dan keterampilan mereka. (Ulil)