Usai Sumbang Deflasi, Kini Tarif Listrik Picu Inflasi Tertinggi Jember di Bulan Maret

Data BPS terkait angka inflasi di Jember.

Jember Hari Ini – Badan Pusat Statistik memotret sejumlah peristiwa utama yang memicu gejolak inflasi dan deflasi sejak Januari hingga Maret 2025.

Pertama diskon tarif listrik sempat mendominasi andil deflasi hingga Februari 2025. Namun, kini tarif listrik justru menyumbang andil inflasi tertinggi di Jember pada bulan Maret, usai pemerintah tak lagi memberi diskon.

Kedua, terkait kondisi cuaca dan curah hujan yang cukup tinggi, berdampak pada gagal panen sejumlah komoditas hortikultura, seperti cabai rawit dan bawang merah. Komoditas tersebut kemudian memicu inflasi.

Ketiga, terkait momentum bulan ramadan dan idul fitri, membuat permintaan komoditas pangan dan sandang juga meningkat sehingga memicu inflasi.

Di bulan Maret 2025, inflasi bulanan di Jember sebesar 1,63 persen. Sementara tingkat Jawa Timur 1,44 persen dan nasional 1,65 persen.

Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, Selasa (08/04/2025) mengatakan, kelompok perumahan, air listrik dan bahan bakar rumah tangga menjadi yang tertinggi sebesar 14,67 persen dengan andil 1,08 persen. Kedua kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,2 dengan andil 0,38 persen.

Disusul kemudian perawat pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,05 persen dengan andil 0,08 persen. Kelompok ini menjadi salah satu penyumbang inflasi karena meningkatnya penggunaan emas perhiasan pada momentum lebaran idul fitri.

Gejolak harga emas juga terpantau terus meningkat sejak setahun terakhir. Menyumbang hingga 7,68 persen dengan inflasi tahunan 1,14 persen.

Sementara itu, untuk satuan komoditas yang menyumbang inflasi di bulan Maret 2025, yakni tarif listrik, cabai rawit, dan bawang merah.

Dari 363 komoditas, tarif listrik menyumbang inflasi hingga 52,77 persen dengan andil 1,07 persen. Disusul kemudian cabai rawit 26,13 persen dan bawang merah 23,16 persen. Baru kemudian komoditas beras dan emas perhiasan. (Ulil)

Comments are closed.