Audiotorial “BI, Cluster Kopi Rakyat dan Pemerintah Daerah”

Komoditi kopi sepertinya menarik perhatian Bank Indonesia. Kepala Bank Indonesia di Jawa Timur, Difi Johansyah, mengatakan prospek kopi cukup menggembirakan seiring dengan meningkatnya permintaan pasar internasional. Karena itu, katanya, Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur merencanakan pengembangan cluster kopi di sejumlah daerah di Jawa Timur. Dalam pengembangan itu peremajaan tanaman dan pengelolaan pasca panen akan menjadi perhatian utama Bank Indonesia Jawa Timur. Sebab, terang Difi, tidak sedikit tanaman kopi di Jawa Timur yang belum diremajakan. Sementara pengolahannya juga masih tradisional.

Kopi adalah komiditas yang dikembangkan di negeri ini sejak ratusan tahun lalu. Selain untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, kopi juga sudah menyumbang devisa terbesar di sub sektor perkebunan, mengalahkan kakao dan karet, nilainya  pada tahun 2016 kalau tidak keliru mencapai 1,2 Milyar Dolar Amerika . Jadi, sangat masuk akal kalau Bank Indonesia tertarik pada komoditi yang permintaannya cenderung naik.

Bank Indonesia bisa dipastikan menyasar kopi rakyat seperti di Bondowoso. Di sana kopi bahkan sudah menjadi ikon daerah. Pemerintah Daerahnya tanggap, lantas memfasilitasinya dengan agenda tahunan yang bernama “Festival Kopi Nusantara”. Pemkab Bondowoso bahkan dengan berani mendeklarasikan diri sebagai “Republik Kopi”. Al hasil,  sekarang rakyat pekebun kopi di Bondowoso merasakan manisnya kopi.

Apa yang hendak disampaikan audiotorial ini adalah bahwa Bank Indonesia mengajarkan tentang pentingnya intelijen pasar. Orang pintar menyebutnya market intelligence. Dari sana data permintaan pasar bisa diketahui, baik yang menyangkut kuantitas, kualitas dan cita rasanya.

Kedua, pesan penting yang kira-kira hendak disampaikan Bank Indonesia adalah pentingnya kehadiran dan keterlibatan Pemerintah Daerah dalam pengembangan kopi rakyat. Pemerintah Daerah dengan kesungguhan seperti yang diperlihatkan Pemkab Bondowoso, tak henti-hentinya menggali ide-ide kreatif agar kopi makin dikenal luas. Sejalan dengan itu, Pemkab Bondowoso melakukan terobosan berupa membangun dan memperluas jejaring, yang meliputi jejaring pemasaran hingga membangun kesepahaman dengan Perum Perhutani.

Begitulah, dalam pengembangan cluster kopi rakyat,  Jember tercatat sebagai salah satu daerah yang disasar Bank Indonesia. Seperti Kabupaten tentangga Bondowoso, kebijakan ini mesti ditangkap sebagai peluang. Pemerintah Daerah mesti hadir dengan fasilitasi yang dibutuhkan. Sebab, yang punya wilayah dan punya otoritas adalah Pemerintah Daerah. Yang paling bertanggung jawab atas kesejahteraan rakyat juga Pemerintah Daerah. (Aga)

 

Comments are closed.