Hal itu terungkap saat International Labour Organitation (ILO) atau organisasi buruh internasional, melakukan pendataan rumah tangga anak di Jember.
Selain fakta itu, menurut Direktur ILO Jawa Timur, Irfan Afandi, pihaknya juga menemukan pembantu rumah tangga anak yang baru saja diperkosa oleh majikannya. Irfan menilai, kondisi tersebut sangat memperihatinkan.
Hasil pendataan ILO, di Jember ada sekitar 376 pembantu rumah tangga anak, dan hanya 38 anak yang bersedia dan diijinkan oleh majikannya untuk berhenti menjadi pembantu rumah tangga. Irfan yakin jumlah pembantu rumah tangga anak di Jember sangat banyak, karena angka 376 hanyalah fenomena gunung es.
Untuk mengurangi jumlah pembantu rumah tangga anak, ILO bekerjasama dengan organisasi yang menjadi mitranya melakukan intervensi ke pemerintah melalui dunia pendidikan. Bagaimana dunia pendidikan berkomitmen memberikan pendidikan yang layak bagi anak usia sekolah.
Mereka bekerja sebagai pembantu rumah tangga bukan karena pilihan melainkan karena keterpaksaan. Kondisi ekonomi keluarga membuat mereka harus bekerja. (Elly)