15 Tahun Kedepan, Generasi Penerus Bisa Peduli Sampah Lewat Pendidikan

Jember Hari Ini – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Jember memproyeksikan selama 10 hingga 15 tahun kedepan, generasi penerus bangsa jauh lebih peduli dengan pengelolaan sampah. Sebab, jumlah sampah di Jember yang berakhir di TPA Pakusari saat ini terus bertambah.

Per hari, rata-rata jumlah sampah yang masuk ke TPA mencapai 198 ton. Dari jumlah tersebut, hanya sedikit yang bisa terpilah menggunakan mesin atau tenaga manusia.

Kepala DLH Jember, Sugiyarto, mengatakan, harapan generasi peduli sampah berupaya diciptakan melalui pendidikan. Di Jember saat ini sudah terdapat belasan sekolah setingkat SD hingga SMA yang menyandang status sekolah adiwiyata.

Sekolah Adiwiyata sedini mungkin telah mengajarkan para siswa menerapkan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup. Di sekolah tersebut, anak anak diajarkan bagaimana mengelola lingkungan, tidak membawa sampah ke luar, dan menyelesaikan sampah yang ada di dalam sekolah.

Anak-anak tersebut diharapkan akan menjadi agen of chance. Minimal bisa mengubah kebiasaan buruk tentang sampah di tingkat lingkungan keluarganya masing-masing.

Saat ini DLH Jember telah mengusulkan 17 sekolah adiwiyata untuk masuk ke tingkat provinsi. Sementara sekolah adiwiyata di tingkat kabupaten juga terbilang cukup banyak, kendati dia tidak ingat berapa jumlahnya.

Lebih lanjut Sugiyarto mengatakan, kondisi sampah di tingkat TPA  terus menggunung. Melalui 4 mesin pemilah sampah, per hari rata-rata hanya mampu memilah 4 ton per jamnya. Sementara dengan tenaga manusia, lewat mitra pemulung, per hari hanya 7 ton sampah yang berkurang.

Memasuki tahun 2024, DLH Jember akan melakukan pengadaan alat pemilah sampah dengan kapasitas yang lebih besar. Harapannya, sampah yang terpilah bisa digunakan untuk menjadi bijih plastik serta sampah organik untuk mendukung kebutuhan pabrik pupuk organik. (Ulil)

Comments are closed.