Jember Hari Ini – Badan Pusat Statistik (BPS) Jember menyebut, rendahnya daya beli masyarakat hingga memicu deflasi dan penurunan sejumlah komoditas tidak bisa dilihat berdasarkan musiman kalender.
Kepala BPS Jember, Tri Erwandi, mengatakan, realitas di lapangan bisa saja berubah, tergantung seberapa tinggi permintaan pasar dan ketersediaan barang yang dibutuhkan.
Hal ini disampaikan Tri merespons pernyataan Bank Indonesia yang menyebut secara kebetulan di bulan September hingga Oktober terjadi tren deflasi dan di bulan November hingga Desember sejumlah komoditas terpantau kembali merangkak naik.
Tri menyebut, kondisi itu bisa saja terjadi karena di bulan September hingga Oktober tidak ada momentum besar. Kecuali jika bertepatan dengan bulan suci ramadhan atau Idul Fitri. Berbeda waktu menyambut tahun baru di awal tahun, kemudian bulan anak masuk sekolah atau hari momentum lainnya.
Sebelumnya, BPS mencatat di bulan September 2024, Kabupaten Jember mengalami deflasi sebesar 0,10 persen dan tingkat inflasi Year To Date sebesar 0,88 persen. Sejumlah komoditas yang menjadi penyumbang deflasi tertinggi yakni cabai rawit, terong, daun bawang, jagung manis hingga jeruk. (Ulil)